Artikel
Yudha Adhyaksa
04 Nov 2024
Asuransi di zaman sekarang seperti benda yang wajib dibeli. Lebih dari itu, asuransi bahkan dijadikan keunggulan perusahaan dalam menarik calon pegawai.
Entah kenapa dari dulu saya tidak sreg membeli asuransi kesehatan walau sering mendapat tawaran baik sebelum atau sesudah hijrah. Pakai asuransi hanya ketika kerja dan harus menerima karena kebijakan perusahaan.
Para sales asuransi selalu gigih membujuk calon konsumennya dengan mengajaknya membayangkan kondisi terburuk masa depannya.
Yakinlah pada Allah. Allah lah pengatur kebaikan, kemudharatan dan keselamatan. Sandarkan hati hanya pada Nya untuk keluar dari segala kesulitan dan kekhawatiran masa depan yang suram. Allah menjanjikan pertolongan itu dalam firmannya:
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya” (QS. Ath Tholaq: 2-3).
Ingatlah, setiap orang tidak akan mati sebelum rezekinya habis. Jadi kalau dia masih hidup, artinya masih memiliki rezeki. Hanya saja kapan diterima rezeki menjadi rahasia Allah.
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian tidak akan mati sampai sempurna jatah rezekinya, karena itu, jangan kalian merasa rezeki kalian terhambat dan bertakwalah kepada Allah, wahai sekalian manusia. Carilah rezeki dengan baik, ambil yang halal dan tinggalkan yang haram.” (HR. Baihaqi dalam sunan al-Kubro 9640, dishahihkan Hakim dalam Al-Mustadrak 2070 dan disepakati Ad-Dzahabi)
Dengan berpegang pada prinsip ini, maka ingatlah : KITA BISA HIDUP TANPA ASURANSI.
Dari apa yang saya alami, cerita teman-teman hijrah, kisah orang hijrah di media sosial, mereka tidak punya asuransi tetapi tetap bisa hidup tuh. Selalu ada jalan keluar walau tidak mempunyai asuransi.
Lha wong anak masih SD, tetapi kita sudah memikirkan biaya sekolah anak 5 – 10 tahun mendatang. Padahal waktunya masih lama, akan muncul banyak solusinya nanti. Bisa dibayar dari gaji kantor, keuntungan bisnis, tabungan, bisa juga dengan menjual aset.
Betul, pengeluaran masa depan besar tapi bukan berarti kita tidak sanggup menyiapkan uangnya. Sebagai karyawan, kita bisa lompat ke perusahaan yang memberi gaji lebih besar. Bagi pengusaha, kita tentu optimis bisnis yang ada bisa semakin besar untuk mengantisipasi masa depan.
Sedekah itu benteng, bisa menolak bencana.
“Sedekah dapat menolak 70 macam bencana, dan yang paling ringan adalah penyakit kusta dan sopak (vitiligo).” (Riwayat Imam Thabrani).
Sedekah bisa berupa materi atau non materi. Dengan kita punya kegiatan sosial, ini menjadi pahala sedekah yang akan menghindarkan kita dari resiko bencana. Selain itu, tentu kita harus patuh pada aturan lalu lintas dan menghindari penyebab kebakaran untuk meminimalisir resiko.
Di zaman sekarang, kesehatan terkesan mahal, padahal tidak seperti itu realitanya. Sebagai seorang muslim, kita punya sosok teladan yang dapat dijadikan contoh dalam pola hidup sehat, yaitu Rasulullah. Seperti, berpuasa, berhenti makan sebelum kenyang, memakan makanan yang baik, menjaga kebersihan, rajin menggosok gigi dan sebagainya. Namun, ketika badan sudah merasakan gejala mau sakit, penuhi hak badan untuk istirahat. Cegah sakit dengan cukup tidur, banyak minum air putih. Kalau sudah sakit bagaimana? Ya qadarullah, dijalani saja karena sakit juga mengurangi dosa.
“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang mengugurkan daun-daunnya.” [HR. Bukhari dan Muslim]
Ambil pengobatan alami. Misal minum jahe, wedang uwuh, teh hangat, air putih hangat, perbanyak buah, perbanyak tidur. Cegah sakit dengan puasa sunnah, diet ketto, jus smoothies. Hijrah itu membuat sehat, karena Anda menjadi berhati-hati pada apa yang Anda makan.
Hijrah ibarat lari marathon. Perjuangan ini bakal lama dan butuh stamina panjang jadi kita harus menjaga badan dan pikiran juga. Buktikan kalau orang hijrah bisa berhasil. Kita pasti bisa !
Artikel
1. Langsung menggarap tanah luas Euforia selalu dirasakan peserta workshop Developer, baik itu syariah maupun konven. Titah guru, “Carinya langsung 1 hektar saja, karena capeknya sama dengan...
05 Nov 2024
“Seandainya dulu saya tidak hijrah, pasti tidak sesusah ini.” “Dulu beli apa-apa gampang. Tidak mikir harga. Kalau mau beli, ya beli saja. Sekarang beli kopi sachet saja mikir-mik...
Yudha Adhyaksa
05 Nov 2024
Pakai Produk Bank? Boleh Asal Patuhi Syarat! Seorang pengusaha biasanya punya rekening di Bank untuk memperlancar transaksinya. Untuk membayar supplier, kirim donasi ke Yayasan Sosial, menerima uan...
Yudha Adhyaksa
05 Nov 2024
Daftar Sekarang
Dapatkan semua Kelas baru gratis
dengan berlangganan