background

Artikel

Bisnis Itu Marathon, Bukan Sprint!

Yudha Adhyaksa

06 Nov 2024

Cover

Kebenaran Di Balik Bisnis :  Penuh Perjuangan

 

Dulu waktu saya bekerja sebagai pegawai, rasanya iri banget melihat pengusaha muda. Punya kendaraan sendiri, gadget tipe terbaru, bisa jalan-jalan di hari kerja…beda banget dengan pegawai yang harus kantor sebelum matahari terbit dan pulang setelah terbenam.

Kalau Anda jadikan itu sebagai motivasi utama, wah baiknya pertimbangkan ulang deh rencananya. Kehidupan pengusaha tidak seenak itu kok. Dan orang lain hanya melihat kesuksesan pengusaha dari luarnya saja, setelah bisnisnya besar. Tidak melihat perjuangan dibaliknya saat merintis dari bawah

  • Kurang tidur karena terkuras tenaganya siang malam.
  • Stres karena cashflow nya ‘berdarah-darah’.
  • Hilang banyak waktu keluarga karena jarang di rumah.
  • Depresi karena banyak konsumen tidak bayar piutang
  • Rugi ratusan juta karena salah perhitungan...

4 Kebenaran Bisnis Yang Jarang Diketahui

Inilah fakta di balik hidup pengusaha yang sebenarnya.

1. Bebas Yang Terbatas

Betul keunggulan pengusaha terbesar yang tidak bisa didapat oleh pegawai adalah kebebasan. Kendali 100% di tangan sendiri. Bebas menyalurkan ide sekreatif mungkin dan bebas mengeksekusi dengan cara apapun.

Terdengar enak? Tidak juga sebenarnya. Anda harus pastikan semua rencana dan eksekusi Anda tidak ‘menginjak’ hak orang lain, tidak melanggar hukum, tidak menguras modal, tidak menzalimi pembeli dan pegawai.

Ini tidak mudah. Salah-salah, Anda jadi takut bergerak. Karena itu pastikan Anda tahu mana batas yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam bisnis.

2. Pahami Kebebasan Finansial Itu Nanti, Bukan Sekarang

Di seminar bisnis memang ini yang selalu didengungkan: bebas finansial. Padahal tidak begitu. Dunia bisnis itu kejam dan orang yang tidak memiliki mental kuat akan berguguran.

Berdasarkan statistika, 95% bisnis akan hancur di 5 tahun pertama. Penyebabnya macam-macam. Bisa karena produk tidak sesuai permintaan pasar, kehabisan modal, tidak memiliki tim yang tepat dan salah menentukan strategi harga.

Jadi kapan dong bebas finansial?

Ada saatnya, bersabarlah. Berhematlah di 5 tahun pertama. Ambillah peluang terjadi penjualan meski keuntungan tipis. Anda akan tahu jika “saat” itu telah tiba. Prioritaskan pada kewajiban konsumen untuk diselesaikan lebih dahulu, lalu berilah kompensasi layak pada tim, barulah giliran Anda menikmati hasil jerih payah.

Sebelum “masa kebebasan” itu tiba, hiduplah sederhana.  

3. Waktu Kerja Justru Lebih Lama

Jam kerja pegawai umumnya 8 jam sehari. Berapakah jumlah jam kerja pengusaha setiap harinya? 15 – 20 jam setiap hari ! Jam kerja seorang pengusaha dimulai sejak matanya terbuka hingga tertutup.

Otak Anda tidak pernah berhenti berpikir bagaimana cara untuk mengembangkan usaha. Ketika mandi Anda berpikir, ketika makan pun berpikir, sedang ngobrol sama istri pun pikiran Anda tiba-tiba melayang ke masalah bisnis.

HP mereka nyala terus, siap diganggu 24 jam. Bagi mereka tidak ada hari libur. Jam 01.00 pagi baru sampai rumah, mengecek laporan staf, menghitung hasil penjualan atau bernegosiasi kontrak dengan pihak luar. Jam 04.30 sudah di pasar, sedang antar pesanan, bekerja di depan laptop. Kehidupan seperti itu sudah biasa, mereka enjoy karena tahu bisnisnya sedang di fase bertumbuh.

Sebenarnya terserah Anda membuat jadwal ketat atau longgar. Namun saat Anda santai atau down, penjualan bisa terjun bebas. Dampaknya langsung terasa, tidak ada uang makan, membayar SPP anak, kontrakan dan banyak lagi.

Jadi Anda harus menyemangati diri setiap detik walau sakit sekalipun untuk membawa bisnis Anda ke jenjang berikut.

4. Merekrut Orang Membawa Tanggung Jawab Besar

Peran pengusaha memang mulia karena memberi dampak nyata pada lingkungannya. Ketika Anda merekrut pegawai pertama, Anda telah menolong keluarga pegawainya.

Namun, jangan jadikan ini ambisi Anda. Salah jika berpikir terjun ke bisnis tujuannya untuk bisa menjadi bos. Bisa punya banyak pegawai yang bisa Anda perintah apa saja. Itu cara berpikir yang tidak tepat.

Semakin banyak pegawai semakin besar tanggung jawab Anda. Aturan di tempat kerja harus jelas, deskripsi tugas harus mudah dipahami. Jangan asal lempar perintah dan berharap mereka mengeksekusi dengan cemerlang. Itu tidak akan terjadi. Dan untuk mereka yang berprestasi, naikkan gajinya lebih banyak, insentif tambahan, bonus.

Urusan ibadah pegawai pun harus jadi tanggung jawab Anda sebagai business owner. Menyediakan fasilitas shalat yang layak, mengingatkan untuk ke Masjid, membaca Qur’an, mendapat siraman rohani. Semua ini harus Anda lakukan sembari menghadapi tantangan bisnis yang datang silih berganti.

Anda siap menjadi pengusaha jika...

Siap mental menghadapi dinamika bisnis, siap rugi, siap tingkatin diri, keluar dari zona nyaman, mau ambil resiko…

Berbisnis ibarat lari marathon (naik turun bukit, menyeberangi sungai, melintasi padang pasir, dikejar buaya, masuk hutan belantara penuh binatang buas) dan bukan lari sprint (jangka pendek) yang cepat selesai.

Jagalah stamina Anda agar bisnis tidak berhenti di tengah jalan

 

Belajar juga

Artikel

Baca Artikel Lainnya

Thumbnail
Bolehkah Pengelola Mudharabah Merekrut Karyawan?

Bagaimana rasanya jadi pengelola Mudharabah sebagai pengusaha muslim? Di titik ini, Anda merasakan kok kayaknya nggak sanggup ya mengelola usaha penuh waktu, sementara keuntungan usaha masih lama p...

Fiqeeh

05 Oct 2022

Thumbnail
Sudah Siap Upload Video YouTube? 

Pengusaha Muslim tau gak? Penghasilan seorang YouTuber bisa jauh di atas UMR di Indonesia. Padahal cara kerjanya terbilang gampang. Anda hanya perlu membuat konten video, kemudian mengunggahnya....

Latifah Ayu Kusuma

04 Oct 2022

Thumbnail
Etika Jadi Kasir Idaman

Kamu sebagai pengusaha muslim ingin tau apa saja etika menjadi kasir idaman? Apakah Anda pernah menemukan kasir yang cuek? Bagaimana perasaan Anda ketika menemui kasir seperti itu? Jujur ya, say...

Latifah Ayu Kusuma

03 Oct 2022

Daftar Sekarang

Ilmu Pengusaha Syariah

Terlengkap

Dapatkan semua Kelas baru gratis
dengan berlangganan

Langganan Sekarang Image