Artikel
Yudha Adhyaksa
01 Dec 2024
Dulu saya punya asuransi, jenisnya pun bermacam-macam. Meski sudah ada asuransi rawat jalan dan rawat inap dari perusahaan, saya tambah sendiri asuransi investasi. Disitu saya taruh di keranjang ber-resiko tinggi karena high return, supaya untung besar dalam waktu cepat.
Pas lagi asyik-asyiknya menikmati keuntungan, datanglah hidayah. Seseorang menasihati saya untuk tidak boleh menggunakan asuransi karena sama dengan judi. Saya belum mengerti apa-apa tentang riba waktu itu, baru tahu dosa judi tapi cukup membuat saya takut. Lalu saya tarik semua uang asuransi itu walau akhirnya rugi besar terkena potongan karena menarik sebelum waktunya hehehe..
Nah, jika sebelumnya telah disinggung 3 dosa sekaligus yang terdapat pada produk asuransi, sekarang kita akan bahas detailnya.
Asuransi ternyata mengandung banyak dosa, diantaranya:
Ketika perusahaan asuransi membayar ke nasabahnya uang klaim melebihi nominal premi, disitulah letak ribanya.
Gharar karena uang pertanggungan diterima setelah timbul accident (kecelakaan, sakit, kebakaran, meninggal), padahal tidak seorangpun tahu kapan itu terjadi. Gharar dilarang Rasulullah karena ada unsur ketidakjelasan yang besar.
“Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam melarang dari jual beli hashoh (hasil lemparan kerikil, itulah yang dibeli) dan melarang dari jual beli gharar” (HR. Muslim no. 1513)
Judi karena nasabah belum tentu mendapat uang pertanggungan. Kalau tidak ada accident, berarti tidak mendapatkannya. Seperti untung-untungan, bisa dapat dan bisa juga tidak.
Apabila nasabah baru membayar premi 1x dan terkena kecelakaan, maka perusahaan asuransi rugi karena harus menanggung biaya sedemikian besar. Sebaliknya jika nasabah sudah membayar semua premi tapi tidak terjadi kecelakaan, perusahaan asuransi mendapat untung besar.
Ingatlah firman Allah:
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, maysir (berjudi), (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan” (QS. Al Maidah: 90)
Jenis produk asuransi sangatlah banyak antara lain:
Asuransi tersebut tidak boleh dibeli. Harus dijauhi karena keharamannya yang melebihi riba.
Adakalanya kita wajib membeli asuransi karena sudah termasuk dalam 1 paket dengan harga barang yang kita beli, misalnya:
Dalam kasus asuransi seperti ini dimana kita masuk ke kondisi harus menerimanya dan tidak ada pilihan untuk menolak, maka ini diperbolehkan.
Artikel
Profesi Guru merupakan profesi yang mulia, namun apabila ada seorang Guru Muslim yang bekerja di Yayasan sekolah nonmuslim apakah gaji yang diterima menjadi haram? Walaupun di lingkungan seko...
Yudha Adhyaksa
19 Nov 2025
Apa yang dilakukan jika konsumen sudah tidak sanggup mencicil lagi rumahnya? COACH YUDHA ADHYAKSA Ada beberapa pendekatan sebelum menyimpulkan konsumen tidak sanggup mencicil rumahnya C...
Yudha Adhyaksa
19 Nov 2025
Saat ini banyak masyarakat yang bekerja di rumah dan tidak keluar rumah, bahan makanan baik raw material maupun bahan makanan siap saji, banyak masyarakat yang menggunakan GOFOOD atau layanan antar la...
Yudha Adhyaksa
18 Nov 2025
Daftar Sekarang
Dapatkan semua Kelas baru gratis
dengan berlangganan