Artikel
Yudha Adhyaksa
10 Jul 2023
Saya punya pengalaman buruk di dunia pegadaian
Tahun 2011 dulunya adalah masa kejayaan emas. Saya perhatikan selama bertahun-tahun, harga emas tidak pernah turun. Trennya selalu naik, bahkan cenderung pesat. Setelah pengamatan 5 bulan, dengan percaya diri yang tinggi saya putuskan terjun ke bisnis berkebun emas secara habis-habisan.
Apa itu berkebun emas? Saya beritahu tapi mohon tidak dipraktekkan. Cukuplah saya yang memetik akibat buruknya.
Saya ingat sekali, waktu itu hari Jumat. Saya beli emas 100 gr di sebuah Bank yang langsung saya gadaikan di Bank yang sama untuk memperoleh pinjaman 90% dari harga emas. Selanjutnya uang 90% saya belikan emas dan digadaikan lagi untuk mendapat pinjaman 90%. Begitu terus yang saya lakukan sehingga emas terkumpul mencapai 4 kg!
Teorinya mengatakan, simpan emasnya lalu biarkan saja nanti harganya terus membumbung. Beberapa tahun lagi tinggal ‘memanen’ emasnya dengan harga yang sudah jauh lebih tinggi. Kebayang kan profitnya kalau setiap 1 gr naik Rp. 30.000, berapa dapatnya untuk 4 kg atau 4.000 gr emas?
Rencana tinggal rencana.
Begitu saya masuk hari Senin, selang 3 hari kemudian, harga emas turun! Padahal selama 5 tahun ke belakang tidak pernah turun. Besoknya begitu lagi, turun dan turun terus. Sementara ada biaya penitipan Rp. 8.500.000 per bulan dan harus terus dibayar. Sedih sekali rasanya sampai malas bekerja. Tapi itulah hukuman untuk orang yang berbisnis dengan cara haram.
Akhirnya setelah 8 bulan yang membuat stres berat, saya ‘selesaikan’ semuanya. Menangis rasanya melihat kerugian mencapai Rp. 100.000.000 lebih!
Singkat cerita, setelah hijrah dari Bank, saya belajar fiqh muamalah. Saya baru tahu itulah konsekuensi melanggar hukum syariah. Ada riba disitu, begitu pula spekulasi. Semoga Anda bisa mengambil hikmah dari pengalaman pahit berkebun emas ini melalui cara pegadaian.
Pegadaian itu sendiri hakikatnya adalah transaksi utang piutang. Dimana penerima utang bisa mendapat pinjaman dana setelah memberikan harta sebagai jaminan (gadai) yang bisa dieksekusi ketika gagal melunasi utang.
Dimanakah letak ribanya, yaitu ada pada:
Hindari transaksi pegadaian karena ada banyak permasalahan secara syariah disitu. Apabila benar-benar kepepet, lebih baik mencari utang tanpa riba.
Bisnis yang melibatkan pegadaian riba, bisa dipastikan akan menerima konsekuensi. Semua itu disebabkan karena melanggar aturan Allah. Kebangkrutan di dunia pasti terjadi, tinggal menunggu waktu. Bisa cepat atau lambat. Setelah itu menanti hukuman lain di ‘dunia lain’.
Lebih baik hidup tanpa riba, biarpun sederhana tetapi aman resiko
Artikel
Nah sekarang saatnya menggunakan ilmu Facebook sebagai alat berbisnis. Meski Facebook ada sejak 2004 tapi banyak pengusaha tidak aktif membuat status. Itu wajar, karena masih banyak&...
Yudha Adhyaksa
02 Nov 2024
Berhati-hatilah dengan KATA – KATA karena mereka adalah cerminan hati dan perasaan yang PASTI mempengaruhi tindakan dan hasil. Pilihlah HANYA kata-kata yang membawa kita ke tingkat lebih tinggi...
Yudha Adhyaksa
02 Nov 2024
Rasulullah telah mengingatkan umatnya sejak 1.400 tahun lalu kalau fitnah harta dunia akan datang dan akibatnya umatnya lalai mempersiapkan bekal pahala untuk akhiratnya. Maka yang terjadi sebaliknya,...
15 Oct 2024
Daftar Sekarang
Dapatkan semua Kelas baru gratis
dengan berlangganan