Artikel
Yudha Adhyaksa
03 Nov 2024
Semua hal besar bisa terwujud setelah Anda memiliki karakter pengusaha Muslim sejati.
Dan tentunya, contoh karakter terbaik sepanjang masa adalah teladan kita Rasulullah.
Ketahui apa saja sifat utama beliau supaya Anda dapat menerapkannya dengan ikhlas.
Seperti apa sifat amanah pada Nabi?
Amanah menjalankan janji, selalu memberi hak keuntungan orang lain, menggunakan uang pemodal hanya untuk bisnis dan bukan mengambilnya diam-diam untuk kepentingan pribadi, mematuhi aturan bersama mitra meski minim pengawasan.
Rasulullah bersabda,
“Di antara tanda munafik ada tiga: jika berbicara, dusta; jika berjanji, tidak menepati; jika diberi amanat, ia khianat.” (HR. Muslim no. 59)
Sama halnya dalam bisnis harus amanah. Allah menyebut sifat orang mukmin yang beruntung adalah yang memelihara amanat.
Yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan tidak berguna agar bisa meraih surga Firdaus.
Tidak menipu atau melebih-lebihkan fakta.
Reputasi sebagai pengusaha jujur sangat dibutuhkan ketika berbisnis.
Rezeki seseorang tidak bertambah dengan menipu dan sebaliknya tidak berkurang meski ditipu.
“Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang- orang yang merugikan, dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah kamu merugikan manusia pada
hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi ini dengan membuat kerusakan.” (QS Asy Syu’ara: 181-183)
Seorang pengusaha selalu menepati janji pada semua orang.
Bentuknya macam- macam ; tepat waktu bayar supplier, serahkan barang sesuai spesifikasi, perbaiki barang selama bergaransi.
Meski begitu, selama ada udzur syar’i boleh terlambat.
Sholat tepat waktu termasuk menepati janji pada Allah karena itu jangan tinggalkan demi sebuah transaksi.
Bila meninggalkan sholat, apa pasti mendapatkan transaksi tersebut?
Tidak juga kan?
Ingat, rezeki tidak akan meleset sebagaimana halnya kematian.
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyaknya supaya kamu beruntung. Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadaNya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhutbah). Katakanlah: “Apa yang di sisi Allah adalah lebih baik daripada permainan dan perniagaan”, dan Allah sebaik-baik pemberi rezeki” (QS Al Jumu’ah: 10-11)
Nah, murah hati ini juga perlu ketika merintis bisnis.
Jangan kaku menjaga keuntungan harus besar sampai tidak rela memberi diskon.
Justru semakin lama produk tidak laku akan mengurangi kepercayaan diri Anda.
Jual dengan keuntungan tipis tidak masalah karena masih ada hari esok, kesempatan berikut untuk menggantinya.
“Allah berbelas kasih kepada orang yang murah hati ketika ia menjual, bila membeli dan atau ketika menuntut hak”. (HR. Bukhari).
Artikel
Mengapa harus punya mindset syar'i dalam bisnis syariah? Apa yang Anda pikirkan pertama kali saat berbisnis? Apakah keuntungan yang besar atau kepuasan pelanggan? Pada dasarnya bisnis itu di...
Yudha Adhyaksa
06 Oct 2022
Bagaimana rasanya jadi pengelola Mudharabah sebagai pengusaha muslim? Di titik ini, Anda merasakan kok kayaknya nggak sanggup ya mengelola usaha penuh waktu, sementara keuntungan usaha masih lama p...
Fiqeeh
05 Oct 2022
Pengusaha Muslim tau gak? Penghasilan seorang YouTuber bisa jauh di atas UMR di Indonesia. Padahal cara kerjanya terbilang gampang. Anda hanya perlu membuat konten video, kemudian mengunggahnya....
Latifah Ayu Kusuma
04 Oct 2022
Daftar Sekarang
Dapatkan semua Kelas baru gratis
dengan berlangganan