Artikel
Yudha Adhyaksa
18 Nov 2024
Adakah resep sederhana mudah dipraktekkan agar bisnis bisa ‘membesar’? Ada. Namanya (insyaa Allah) Strategi Anti Gagal karena kemungkinan gagalnya kecil.
Syaratnya adalah menjalankan seluruh 3 strategi ini secara persisten dan disiplin. Kuasai itu semua maka bisnis Anda akan awet minimal 5 tahun jika tidak ada force majeur.
Untuk memotivasi, tanyakan diri Anda:
Tanpa menjawab 3 hal ini, bisa jadi Anda tidak semangat berbisnis. Jawaban Anda harus konkrit dan begitu jelas terbayang di pikiran sehingga Anda mampu melakukannya di tengah kerasnya tekanan.
Saya beri contoh praktek nyata berikut.
2 sahabat berbisnis dibidang sama tapi jalan akhirnya berbeda. Andi memulai dengan utang dari kakaknya. Tekanan hidup dan bayangan betapa pedihnya nasib keluarganya kalau gagal membuatnya harus kerja dari pagi sampai larut malam. Intimidasi dari pihak yang terganggu dengan kehadirannya di bisnis tersebut malah melecut semangatnya untuk membuktikan dirinya tidak kalah dengan seniornya. Tidak heran dalam 1 tahun saja bisnisnya sudah bertumbuh. Sekarang mari membahas sahabat Andi yaitu Budi. Pada Budi, berlaku sebaliknya. Dengan modal ratusan juta dari orangtuanya, kondisi serba lengkap dan hampir tidak ada halangan sama sekali, ia berakhir bangkrut di usia bisnis ke 9 bulan sejak perusahaan didirikan. Apa yang membuat mereka berbeda? Andi, sahabatnya, punya tujuan jelas mengapa dia harus sukses sedangkan Budi gagal karena sekedar mencoba nasib baiknya di usaha tersebut. |
|
Pakailah strategi orang lain yang terbukti sukses. Ini mempercepat proses belajar karena langsung tahu mana strategi yang tepat dan yang tidak jalan. Agar Anda tidak terjebak ke kesalahan yang sama.
Daripada menggunakan cara sendiri kemungkinan gagal lebih besar, lebih baik belajar langsung dari pemilik restoran yang sudah sukses. Mintalah nasihat dan tawarkan magang tanpa dibayar. Lebih praktis lagi jadikan beliau Konsultan untuk meminimalisir resiko.
Tapi jika Anda mau membayar pelatihannya, Anda langsung dapat pengetahuan tahunan guru bagaimana menegosiasi lahan agar ‘hot deal’, strategi minim modal yang syar’i, cara memverifikasi Pembeli agar gagal bayarnya rendah. Lebih baik bayar pelatihan 10 juta daripada rugi 100 juta bukan?
Sebanyak apapun ilmu akan usang bila tidak cepat Anda terapkan.
Saya pernah jumpai calon pengusaha yang sudah belajar 4 tahun tapi tidak berani berpraktek. Ia mencari kesempurnaan ilmu padahal seharusnya belajar sambil berbisnis. Ilmu itu hanya alat, oranglah yang membuatnya berfungsi.
Praktekkan ilmu baru setiap hari, sesedikit apapun. Dari situlah akan Anda temukan strategi terbaik.
Banyak orang berupaya banyak cara termasuk ilmu pelatihan mahalnya, tapi tetap gagal. Mengapa? Apa yang salah? Apa daya serapnya rendah? Atau gurunya kurang berilmu? Bukan itu.
Jawabannya adalah setiap strategi butuh waktu untuk berhasil dan kondisi setiap orang tidak sama. Ibarat berenang, meski Anda sudah menonton tutorialnya berjam-jam tetap tidak bisa membuat seseorang langsung bisa berenang saat pertama kali nyemplung ke kolam. Apalagi kalau mencobanya di sungai atau laut. Masing-masing punya tantangan. Begitu juga di bisnis, medannya berbeda-beda. Harus latihan terus.
Boleh ubah strategi tapi jangan tujuannya. Begitu banyak orang cepat mengganti tujuannya padahal baru gagal di strategi pertama. Akhirnya tidak pernah sampai ke tujuan.
Lihatlah kisah inspiratif pengusaha tingkat dunia.
Anda boleh salah di strategi marketing. Salah kasih harga jual. Salah urus perizinan. Salah bayar pajak. Tapi 1 hal yang Anda tidak boleh salah adalah : melanggar syariat.
Artikel
Kalau kasus sebelumnya masih ada peluang menghindari dari rencana pernikahan dengan calon suami pegawai Bank, kali ini kasusnya si pegawai Bank riba adalah sang ayah sebagai tulang punggung keluarga d...
Yudha Adhyaksa
26 Nov 2024
Setelah Anda berniat berbisnis, biasanya timbul perasaan galau. “Bisnis apa ya yang cocok untuk saya?” Sebetulnya bisnis apapun cocok yang penting halal dan dijalankan. Jangan sampai...
Yudha Adhyaksa
26 Nov 2024
Kalau di kilas balik, pasti masih ada yang ingat ekspresi orang tua dulu saat tahu anaknya keterima kerja di Bank. Dulunya sering pakai kaos oblongan, sekarang kemeja berdasi yang bersih dan wangi...
Yudha Adhyaksa
26 Nov 2024
Daftar Sekarang
Dapatkan semua Kelas baru gratis
dengan berlangganan