Artikel
Yudha Adhyaksa
12 Jul 2023
Ada yang berpendapat, bisnis itu tidak usah ‘ngoyo’
"Rezeki kan sudah diatur, apapun yang kita lakukan akan mendapat rezeki sesuai jatahnya. Jadi tidak usahlah pontang panting kerja keras kalau hasilnya sama. Apalagi hidup di dunia cuma sebentar. Perbanyaklah ibadah, jangan dikuasai hawa nafsu duniawi. Dunia tidak lebih berharga daripada sayap lalat, seringlah merasa qanaah (cukup)."
Disisi lain, ada orang yang ambisinya begitu besar. Bukan demi mencari kekayaan, tapi untuk memaksimalkan potensi dirinya. Mampukah dia bergerak lebih cepat? Lebih masif?
Saya akan membahas hal yang ‘sensitif’ bagi sebagian orang yaitu cara menjadi pemimpin yang ‘hebat’.
Saya tidak memaksa Anda menerapkannya karena ini kembali ke prinsip masing-masing orang apakah mau mengejar dunia atau tidak.
Tetapi mungkin ini akan memotivasi Anda: ketika bisnis Anda berkembang berpuluh kali lipat, tentu Anda semakin mampu :
Jadi disini penekanannya adalah memimpin bisnis untuk mengejar dunia sembari meningkatkan kualitas amal akhiratnya.
Sebagai pengusaha hijrah, Anda tidak boleh kalah dengan pengusaha konvensional yang bermodal besar ditunjang oleh kredit ribawi Bank. Mengapa? Karena pegangan Anda adalah hukum syariah yang dibuat Allah langsung. Seharusnya Anda bisa mencapai level yang sama bahkan melebihinya dengan syarat menjadi GREAT LEADER dulu.
Tekad Anda harus kuat dan tidak boleh goyah sedikitpun walau dicemooh karena berprinsip anti riba. Tidak sudi menerima pinjaman ribawi Bank walaupun bunganya rendah sekali.
Semakin menggelora tekad Anda, semakin Anda mampu taklukkan tantangan bisnis sebesar gunung sekalipun.
Buktikan bisnis Anda mampu menjadi perusahaan berskala global, atas izin Allah dan ikhtiar maksimal.
Visi harus bening seperti kristal agar mudah dipahami. Tidak masalah awalnya disampaikan ke tim melalui lisan lalu tertulis dan dijadikan budaya kerja.
Andapun harus terus menerus mengulangi visi agar menjadi hal yang spiritual dan sentimental. Sesuatu yang bisa membuat tim merinding jika membahasnya dan siap tempur habis-habisan mewujudkannya.
Disini Anda harus menciptakan budaya kerja militan.
Suntikkan pikiran positif bahwa Anda mampu menggapai target. Buatlah target begitu tinggi sampai Anda gemetar ketika mengucapkannya. Anda butuh banyak pikiran positif untuk menjadi yang terbaik dan mampu menerima resiko apapun.
Yakinlah, sebagai pengusaha hijrah kita punya back up terhebat di alam semesta yaitu Allah. Great leader harus menjaga antusiasme ini dengan terus menambah ilmu secara syariah dan profesional.
Great leader harus punya gaya kepemimpinan yang kuat.
Bisa demokratis, otokratis atau mengayomi; tahu meningkatkan semangat tim ketika sedang down, kapan menekan tim, kapan membebaskan tim berkreasi dan kapan ngotot meminta tim bekerja mati-matian memenuhi target. Semua demi memaksimalkan potensi mereka.
Berilah reward and punishment, kontrol ketat terhadap progres pekerjaan terutama di masa krisis. Bina tim lebih baik dengan ilmu membaca karakter dan teknik komunikasi persuasif.
NOKIA, Blackberry, Kodak, Blockbuster terlambat berinovasi sehingga tergilas oleh pesaingnya. Jadikan diri Anda CDO (Chief Destruction Officer), pemimpin yang senang menghancurkan cara lama yang lambat, boros dan kurang efektif. Mengapa harus seperti itu?
Karena pasar cepat berubah. Konsumen Anda semakin menuntut, maka Anda harus pintar membaca kemauan mereka. Omzet boleh recehan tapi mental harus miliaran. Tekan diri sendiri dan tim lebih kuat sebelum ditekan lawan.
Banyak pengusaha kehilangan fokus. Lebih asyik mengutak atik keuangannya, mempercantik produknya … padahal tanpa omzet dan profit, mau tahan berapa lama tuh bisnis?
Intinya, jadilah great leader yang percaya diri dan optimis.
Terus pelajari tren pasar supaya menjadi customer centric (fokus pada kepuasan konsumen). Ingat, tim hebat hanya hadir pada leader yang hebat pula. Karena itu pantaskan diri Anda menjadi great leader detik ini juga! Anda harus punya semangat menyala-nyala agar pasukan Anda menjadi dahsyat!
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (QS Ar Ra’d: 11)
Yudha Adhyaksa
Developer Property Syariah
CEO & Founder Fiqeeh
Artikel
Bertahun-tahun lalu, saya bekerja di sebuah Bank di gedung tinggi di bilangan Sudirman, Jakarta Selatan. Saya ingat sekali, waktu itu sedang dikumandangkan adzan Ashar. Saya tengok keluar jendela d...
Yudha Adhyaksa
16 Feb 2024
Pihak yang terkena dosa riba bukan hanya penyetor atau orang yang melakukan transaksi saja, tetapi juga saksi dan pencatatnya. Astaghfirullah. Jangan sampai kita masuk ke dalam lubang dosa seperti itu...
Yudha Adhyaksa
15 Feb 2024
Meski mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, nyatanya praktik riba masih terjadi dimana-mana. Bahkan pemerintah seakan tutup mata dan justru mendukung berbagai transaksi riba. Lalu bagaimana sik...
Yudha Adhyaksa
13 Feb 2024
Daftar Sekarang
Dapatkan semua Kelas baru gratis
dengan berlangganan