Artikel
Yudha Adhyaksa
13 Oct 2024
“Mana bisa kaya kalau masih digaji orang lain??”
“Gimana mau bebas finansial kalau masih pegawai. Setinggi apapun jabatan pegawai tetaplah (maaf) JONGOS!”
“Ngapain kamu kerja buat orang lain, membuat mereka kaya. Sebesar apapun hasil kerja kamu tetap saja gajinya sama. Mending bisnis, hasil berbanding lurus sama usaha!”
“Gue mau bisnis aja ah! Enak nggak punya bos, jam kerja bebas, nggak ada tekanan!!”
Sering dengar komentar orang lain seperti itu?
Atau jangan- jangan Anda sendiri yang bicara?
Well, semua orang ingin jadi pengusaha termasuk saya. Saya ingat sekali 15 tahun lalu berdiri di lantai 2 ruko Bank lantai dan melihat ke bawah sebuah warung yang saya beri kredit modal usaha riba.
“Enak juga hidupnya. Buka warung Pecel Lele cuma 6 jam omzet sudah Rp. 9.000.000 per bulan. Untung 50% saja Rp. 4.500.000 dan itu baru dari 1 bisnisnya. Beda banget sama saya, menang kemeja berdasi doang. Kerja banting tulang 8 jam ‘cuma’ digaji UMR. Alamakk!”
Hati menjerit pilu.
Saya dulu korban motivasi menjadi pengusaha gara-gara sering membaca kisah sukses perusahaan besar di banyak koran dan majalah.
Tak mau kalah, motivator pun bermunculan bak jamur di musim hujan untuk memberikan workshop entrepreneurship. Mereka membakar semangat pesertanya yang rata-rata pegawai muda. Maka citra pengusaha pun terkerek dan membanting citra pegawai di saat bersamaan.
Hati-hati!
Jika kita menganggap berbisnis satu-satunya jalan cepat menjadi kaya mendadak dan terkenal maka bisa fatal akibatnya. Imbasnya bisa menjadi irasional karena kita terburu-buru untuk langsung resign dari kantor.
Ujungnya keluarga terbengkalai.
Luruskan pemahaman tentang bisnis. Membangun bisnis tidak seinstan memasak mie. Boro-boro kaya, bisa bertahan saja sudah bersyukur.
Setiap pekerjaan ada kelebihan dan kelemahan. Tidak ada salah menjadi pegawai kok. Siapa bilang tidak bisa kaya dari situ?
Seiring meningkatnya posisi, otomatis gaji melejit. Tunjangan dan bonus extra bisa diraih, tak lupa fasilitas mewah bisa didapat.
Jalan-jalan ke luar negeri pun mudah saja, disaat pengusaha UMKM kesulitan keluar kota karena tabungan tidak cukup. Justru pegawai yang pintar memanajemen uang mampu membeli aset mahal. Dan kelak punya tabungan bisnis cukup besar sebagai modal usaha.
Karena itu yuk bijak membuat perencanaan sebelum berbisnis!
Artikel
Pembahasan soal riba masih dinilai abu-abu. Faktanya masyarakat muslim pun banyak yang seolah tutup mata. Katanya riba nggak dosa jika nilainya kecil. Banyak juga yang menganggap bahwa riba sudah umum...
Yudha Adhyaksa
21 Feb 2024
Setelah belajar mengenai jenis-jenis riba pada artikel ini, kamu harus paham dulu apa itu barang ribawi. Salah satu jenis riba memang disebabkan oleh barter atau jual beli barang ribawi. Barang sudah...
Yudha Adhyaksa
19 Feb 2024
Bertahun-tahun lalu, saya bekerja di sebuah Bank di gedung tinggi di bilangan Sudirman, Jakarta Selatan. Saya ingat sekali, waktu itu sedang dikumandangkan adzan Ashar. Saya tengok keluar jendela d...
Yudha Adhyaksa
16 Feb 2024
Daftar Sekarang
Dapatkan semua Kelas baru gratis
dengan berlangganan