Artikel
Yudha Adhyaksa
29 Nov 2024
Terkadang orang hanya melihat para pengusaha yang memamerkan bisnisnya dari sisi kekayaannya saja sehingga ingin jadi seperti mereka. Padahal sebenarnya yang mereka tampakkan adalah ujung dari perjuangannya selama ini. Dibalik itu, ada proses naik turun yang menguras emosi. Dan kita tidak melihat semua perjuangan itu. Tidak mudah memang mendirikan sebuah bisnis. Survey telah membuktikan 95% bisnis yang baru berdiri akan berguguran di 5 tahun pertama.
Karena bisnis tidak semudah yang dijelaskan di buku-buku pengusaha. Kebanyakan penulisnya pun bahkan bukan praktisi, ia hanya mencomot kisah sukses pengusaha dan merangkainya dalam buku dengan menambahkan berbagai teori. Fakta sesungguhnya jauh berbeda dengan teori. Karena itulah, kita perlu menyiapkan mental yang tepat sebelum memulai bisnis.
Jadi pengusaha itu harus mau repot dan direpotkan oleh konsumen. Harus mau keluar biaya iklan walau peluang terima order belum pasti. Mau investasi pada sistem baru walau hasilnya belum tentu match sesuai kebutuhan. Siap rugi, siap pusing, siap puasa, siap tebal muka, siap diremehkan dan siap menerima ketidakpastian sebagai jalan satu-satunya untuk berhasil di bisnis apapun.
Kalau sifat kita masih tidak mau repot, maunya serba pasti-pasti saja, maunya ikut training serba gratisan, pinginnya yang jelas-jelas saja peluang keberhasilan harus tinggi, berarti mental kita masih karyawan. Belum cocok menjadi pengusaha. Jadi pengusaha itu harus gigih. Ngotot walau kedepannya belum jelas. Harus yakin dengan keputusan yang diambil walau belum mengerti cocok tidaknya untuk masa depan bisnis. Harus pintar menangkap inspirasi yang kadang datang seketika dan tak berpola.
Kuncinya adalah banyak mencoba untuk membuktikan sesuatu. Tidak ada strategi yang benar dan salah dalam bisnis. Yang ada hanya tepat dan tidak tepat. Kalau produk kita laku, berarti strategi dan cara kita sudah tepat dan benar.
Dunia bisnis itu kejam dan orang yang tidak memiliki mental kuat akan berguguran. Penyebab kehancuran 95% bisnis karena kurangnya permintaan pasar, kehabisan modal, tidak memiliki tim yang tepat, kalah dari pesaing dan cara menentukan harga kurang tepat. Begitu banyak strategi yang harus dipikirkan oleh pengusaha pemula.
Jadi kapan dong bebas finansial ? Seperti yang didengung-dengungkan pembicara di seminar bisnis itu? Sabarlah, pasti ada saatnya. Pastikan dulu kita sudah memenuhi hak-hak konsumen, menunaikan janji pada mereka, memberi tim kompensasi yang layak, baru giliran kita mendapat ‘reward’. Selama ‘waktu’ itu belum tiba, siap-siaplah hidup sederhana.
Kita akan melalui perjuangan yang panjang, namun hasil akhirnya akan manis. Jika kita siap terima konsekuensi ini, kita layak jadi pengusaha.
Jam kerja karyawan umumnya 8 jam sehari. Berapakah jumlah jam kerja pengusaha setiap harinya ? Jauh lebih lama ,bisa 10 – 15 jam sehari. Dan ini terjadi bukan hanya di hari kerja tapi juga di hari libur lho.
Bayangkan ini ketika kita ingin menjadi pengusaha. Jam kerja pengusaha dimulai sejak membuka mata hingga mata tertutup. Di pagi hari sebelum orang lain berangkat kerja, kita sudah memegang laptop untuk memulai kerja. Bisa jadi kita harus ke pasar membeli bahan makanan sehabis sholat Subuh. Otak kita tidak pernah berhenti berpikir untuk mengembangkan usaha. Ketika mandi Anda berpikir. Ketika makan pun berpikir. Bahkan saat berlibur pun, kita harus tetap menjaga komunikasi dengan tim untuk memastikan bisnis berjalan lancar.
Jika kita siap dengan konsekuensi ini, berarti Anda cocok berbisnis, Lakukanlah!, mumpung badan masih kuat, pikiran masih bisa fokus dan ada pasangan yang suportif.
Semakin banyak karyawan semakin besar tanggung jawab kita. Biaya operasional pun menjadi besar padahal pondasi bisnis di awal masih rapuh. Banyak hal yang harus kita pikirkan ketika merekrut karyawan. Aturan di tempat kerja harus diatur jelas dalam kesepakatan kerja. Deskripsi tugas karyawan harus detail agar tidak salah menjalankan. Harus memikirkan kesejahteraannya, bonusnya dan THR. Tidak bisa asal lempar perintah saja dan berharap karyawan mengeksekusinya dengan cemerlang.
Sebuah usaha memang tidak akan pernah besar jika dikerjakan sendiri. Oleh karena itu tipsnya adalah sebisa mungkin mulai bisnis dengan diri sendiri dulu. Bisa juga mulai dengan 2 karyawan dengan catatan kita punya matematika bisnis yang kuat untuk menutupi biaya operasional.
Mungkin inilah keunggulan terbesar sebagai pengusaha yaitu bebas mengatur diri sendiri. Bebas menuangkan ide bisnis sesuai dengan minat dan kemampuan. Bebas mengeksekusinya dengan cara apapun. Kendali 100% ada di tangan pemilik bisnis untuk menetapkan apa yang ingin dicapai.
Namun ketika kita santai, kebebasan ini bisa jadi bumerang. Dampaknya penjualan bisa terjun bebas dan tidak ada uang di rekening. Imbasnya sangat terasa karena tiba-tiba kita sulit membeli makanan untuk keluarga. Jadi kita harus mau keluar dari zona nyaman. Kita harus terus menemukan cara menyemangati diri sendiri sepanjang waktu. Terus berpikir mendalam bagaimana mempertahankan bisnis ini sampai 5 tahun ke depan. Bagaimana mengangkat bisnis ini ke jenjang lebih tinggi. Dan harus kita lakukan walau sedang sakit. Jika kita siap dengan ketidaknyamanan ini, Insyaa Allah kita bisa jadi pengusaha.
Jika Anda sudah siap untuk jadi pribadi yang bertanggung jawab penuh, jadilah pengusaha. Kalau ada kondisi dalam bisnis yang tidak berjalan sesuai rencana, jangan salahkan orang lain. Salahkan diri sendiri, berarti masih banyak kekurangan dalam mengatur usaha.
Ini berarti Anda harus rajin meningkatkan kemampuan. Belajar lagi ilmu keuangan, teknik negosiasi, strategi marketing, cara KAIZEN untuk membuat biaya efisien, bagaimana membranding diri dan produk Anda. Jangan lupa untuk terus mengevaluasi apakah bisnis sudah dijalankan sesuai syariah dari hulu ke hilir. Jangan-jangan ada dosa yang dilakukan oleh Anda, oleh keluarga Anda, oleh karyawan yang tanpa disadari mencemari keberkahan bisnis Anda. Segera temukan dosa itu dan hilangkanlah.
Bisnis itu seni. Dan seni akan menyenangkan apabila Anda siap menyambut berbagai resiko terburuk. Tentunya dibarengi dengan kemampuan memitigasi resiko. Dan semua itu butuh waktu. Tapi yakinlah, Anda akan berhasil karena pengusaha hijrah didukung oleh Allah.
Artikel
Setelah sebelumnya sempat disinggung sedikit tentang hak Khiyar, sekarang saya akan bahas tersendiri. Mengapa? Karena saya merasa aturan ini sangat istimewa dan penting dalam bertransaksi agar tidak a...
Yudha Adhyaksa
24 Nov 2024
Ingat, kehalalalan produk sudah dimulai sejak pemilihan bahan baku, pemrosesan hingga berbentuk produk jadi. Dengan begitu kita bisa pastikan tidak masuk unsur haram sedikitpun. Mengapa harus begit...
Yudha Adhyaksa
24 Nov 2024
Gharar adalah ketidakjelasan besar Syariat melarang jual beli barang yang ketidakjelasanya tinggi karena merugikan penjual atau pembeli. Gharar itu jual-beli yang tidak jelas kesudahannya. Sebagian...
Yudha Adhyaksa
24 Nov 2024
Daftar Sekarang
Dapatkan semua Kelas baru gratis
dengan berlangganan